MODUL 3.1 KONEKSI
ANTAR MATERI (UMI FARIDA CGP 11B KELAS
115 KAB PONO
ROGO) Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Nilai Kebajikan Sebagai
Pemimpin
Koneksi Antar Materi Dengan
Merangkum Kesimpulan Pembelajaran Dengan Pertanyaan Panduan, Sebagai berikut :
1. Bagaimana filosofi Ki Hajar
Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan
keputusan sebagai seorang pemimpin?
Berdasarkan filosofi Ki Hajar
Dewantara ada tiga Pratap Triloka yang berkaitan denga penerapan pengambilan
keputusan sebagai seorang pemimpin. Triga Pratap tersebut ialah Ing Ngarso sung
Tulodo (menjadi teladan/inspirasi). Seorang pemimpin (guru) haruslah memberikan
contoh teladan yang baik bagi orang yang dipimpinnya. Baik tindakan maupun
perkataannya agar bisa ditiru oleh orang lain sehingga keputusan yang diambil
akan dipatuhi dengan kesungguhan hati. Ing Madyo Mangun Karso (seorang pemimpin
harus mampu memberikan motivasi, memberdayakan, mengembangkan potensi dan
kekuatan sehingga mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab), Tut Wuri
Handayani (memberi dorongan/semangat), seorang pemimpin (guru) harus bisa
menjadi motivator atau pemberi semangat bagi anak didiknya (murid). Misalnya
mendorong kinerja murid untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Jadi,
apabila seorang pemimpin dihadapkan pada sebuah kasus dilemma etika, maka untuk
mengambil keputusan harus berpedoman pada Pratap triloka yang diajarkan oleh Ki
Hajjar Dewantara ini.
2. Bagaimana nilai-nilai yang
tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil
dalam pengambilan suatu keputusan?
Setiap guru seyogyanya
memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya. Nilai – nilai
positif itu merupakan Nilai-nilai kebajikan universal bisa berupa: Keadilan,
Keselamatan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Rasa Syukur, Lurus Hati, Berprinsip,
Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Berkomitmen, Percaya Diri, Kesabaran,
Keamanan, dan lain-lain. Nilai – nilai tersebut sangat berpengaruh dalam
pengambilan keputusan seperti nilai keadilan (besikap adil dalam memutuskan
sesuatu) bertanggungjawab (mampu mempertanggungjawabkan keputusan yang sudah
diambil) kasih sayang (munculnya rasa kasihan saat mengambil keputusan) dan
lebih berpihak kepada murid setiap keputusan yang diambil serta sabar dalam
menghadapi setiap masalah yang terjadi sehingga melahirkan keputusan yang
tepat. Nilai-nilai kebajikan yang sangat mempengaruhi kebijakan kita dalam
pengambilan keputusan ialah keadilan, kasih sayang dan tanggungjawab. Adil
berarti menempatkan sesuatu sesuai dengan porsinya, Kasih sayang sangatlah
penting agar manusia bisa mencapai kebahagiaan hidup, sedangkan tanggungjawab
berarti mampu menanggung resiko dari keputusan yang telah kita pilih. Nilai ini
harus ditanamkan sejak dini dan dibudayakan dalam lingkungan sekolah, agar
kelak murid kita menjadi orang yang bijak dalam mengambil keputusan.
3. Bagaimana materi
pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’” (bimbingan) yang
diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran
kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita
ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut?
Hal-hal ini tentunya bisa
dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya. Coaching
merupakan keterampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang
sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki
orang lain. Dengan langkah coaching, kita dapat mengidentifikasi masalah apa
yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis.
Melalui coacing kita juga mampu menggali potensi seseorang untuk menyelesaikan
masalahnya. Dengan proses “coaching” maka akan terwujud pengambilan keputusan
yang positif, adil serta berpihak pada kepetingan murid. Melalui “coaching”
pengambilan keputusan lebih efektif karena menggali potensi, ide, dan gagasan
yang bersumber dari potensi coachee. Salah satu tujuan coaching ialah
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh seorang guru. Melalui proses coaching
akan terjadi pengambilan keputusan yang mengarahkan pada hal-hal positif yang
artinya keputusan-keputusan yang diambil berpihak kepada murid. Melalui
kegiatan coaching, pengambilan keputusan yang diambil berasal dari potensi yang
dimiliki seseorang. Sehingga keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan
yang nantinya akan mendorong terwujudnya well being dalam ekosistem kelas dan
sekolah.
4. Bagaimana kemampuan guru
dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh
terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kompetensi sosial emosional
seorang guru tentu saja sangat berpengaruh terhadap kemampuan dalam pengambilan
suatu keputusan khususnya yang menyangkut dilemma etika. Guru yang memiliki
potensi sosial emosional yang baik yang meliputi kesadaran diri pengelolahan
diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab, maka akan lebih mampu mengambil keputusan yang efektif. Guru
sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengelola dan menyadari aspek social
emosional agar mampu bijak dalam mengambil dan menguji keputusan. Seorang guru
yang memiliki kesadaran diri yang baik, akan menunjukan integritas dan
tanggungjawab dalam memutuskan masalah yang berkaitan dengan Dilema Etika Guru
juga harus mampu memiliki kesadaran penuh ketika menghadapi suatu dilema etika,
dengan kesadaran penuh, maka perhatian, rasa ingin tahu, dan kebaikan akan
mempengaruhi keputusan guru dalam menciptakan well being ekosistem
(kesejahteraan psikologis)
5. Bagaimana pembahasan studi
kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang
dianut seorang pendidik?
Pada pembahasan studi kasus
yang fokus pada masalah moral atau etika, seorang pendidik harus tetap
mengedepankan nilai-nilai kebajikan universal antara lain kebenaran, keadilan,
persatuan, toleransi, cinta kasih, penghargaan, serta tanggungjawab. Dengan
berpedoman kepada nilai-nilai tersebut, maka apapun keputusan yang diambil akan
dapat dipertanggungjawabkan serta mampu mengatasi masalah yang ada. Nilai-nilai
yang dianut oleh pendidik seperti keadilan, Kasih sayang, kemanusiaan,
tanggungjawab, kejujuran dan lain-lain akan sangat mempengaruhi pendidik
tersebut dalam mengambil sebuah keputusan, baik yang berupa dilema etika maupun
bujukan moral. Karena nilai ini akan menjadi dasar seseorang pendidik dalam
mempertimbangkan benturan nilai yang muncul dalm kasus dilema etika dan bujukan
moral. Mana nilai yang harus dipertegas, dikuatkan atau mungkin dikalahkan agar
keputusan yang dihasilkan bisa berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Bagaimana pengambilan
keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang
positif, kondusif, aman dan nyaman.
Lingkungan yang posittif,
konduktif, aman dan nyaman, adalah lingkungan yang membangun persepsi,
bahwa setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda, dan orang lain adalah
mitra bukan saingan. Lingkungan tersebut dapat dibangun dengan menciptakan
budaya positif di sekolah. Budaya positif terbentuk dari pengambilan keputusan
pimpinan yang tertuang secara efektif dan bijak dalam program-program sekolah
melalui kesepakatan dan kolaborasi dengan semua warga sekolah. Juga dengan
melaksanakan prinsip among dan pendekatan inkuiri apresiasif yang mampu
mendorong untuk berfikir dan bertindak etis di kelas maupun di sekolah
Lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman adalah lingkungan yang
membangun persepsi bahwa setiap orang memeiliki potensi yang berbeda-beda,
orang lain adalah mitra bukan saingan. Tugas pendidik adalah membentuk
anak-anak menemukan jati diri dan mengembangkan potensinya. Persepsi tersebut
akan mendorong kuatnya kolaborasi antar murid, guru dan orangtua. Lingkungan
tersebut akan tercipta dari budaya positif. Budaya positif akan terbentuk dari
kesepakatan dan sinergitas para pelaku lingkungan dalam menyepakati Tindakan
positif. Dalam kesepakatan ini lah dibutuhkan suatu keterampilan dalam
pengambilan keputusan yang tepat berdasarkan nilai-nilai kebajikan.
7. Apakah tantangan-tantangan
di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di
lingkungan Anda?
Tantangan yang ada saat
menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilemma etika adalah
saat terjadinya perbedaan pendapat dalam memutuskan suatu keputusan. Untuk itu
dibutuhkan sekali pimpinan yang bijak dalam menyingkapi perbedaan pendapat
antara anggotanya yang dapat mempengaruhi keputusan yang diambil. Dan perlu
sekali adanya komunikasi dan keterbukaan untuk memecahkan suatu masalah dilemma
etika berdasarkan paradigmanya seperti individu vc kelompok, keadilan vs
kasihan, kebenaran vs kesetiaan, jangka pendek vs jangka panjang. Tantangan
muncul Ketika tidak ada komunikasi dan keterbukaan dalam lingkungan. Pada kasus
pengambilan keputusan dari suatu masalah dilema etika, dibutuhkan suatu
kejelian dalam analisisnya. Akankah menggunakan prinsip end based thinking,
role based thinking, care based thinking dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu
perlu adanya komunikasi dan keterbukaan untuk memetakan suatu masalah dilema
etika berdasarkan paradigmanya. Seperti individu vs kelompok, keadilan vs
kasihan, kebenaran vs kesetiaan atau jangka pendek vs jangka panjang.
8. Apakah pengaruh pengambilan
keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid
kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid
kita yang berbeda-beda?
Pengambilan keputusan sangat
berpengaruh sekali denga pengajaran memerdekakan murid kita. Untuk itu, perlu
memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda beda
yaitu dengan mempertimbangan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid.
Guru dapat memutuskan strategi, model dan Teknik pembelajaran yang sesuai yang
selalu merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid seperti
pembelajaran berdiferensiasi. Agar dapat memutuskan pembelajaran yang tepat
untuk potensi murid kita yang berbeda-beda, maka kita harus mengetahui
kesiapan, minat, dan profil belajar murid lebih dulu. Dengan memahami
ketiganya, maka kita akan mampu Menyusun pembelajaran yang berpihak pada murid,
yaitu pembelajaran berdiferensiasi, baik dari sisi konten, proses, maupun
produknya. Dengan mewujudkan pembelajaran yang demikian mka murid akan semakin
“merdeka dalam belajarnya”.
9. Bagaimana seorang pemimpin
pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa
depan murid muridnya?
Seorang pemimpin pembelajaran
harus mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana serta hati-hati. Keputusan
yang diambil harus memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal,
bertanggungjawab, dan berpihak pada murid. Keputusan seorang pemimpin akan
berdampak besar pada kehidupan atau masa depan muridnya karena yang diputuskan
tersebut akan menjadi pedoman hidup bagi murid tersebut. Sebagai pemimpin
pembelajaran, kita harus lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan. Karena
keputusan yang kita ambil akan terkait secara terus menerus dan berdampak pada
kehidupan murid kita di masa yang akan datang. Pepatah jawa mengatakan, Guru
adalah digugu lan ditiru (guru itu di percaya dan ditiru) sehingga apapun yang
kita putuskan sedikit banyak akan mempengaruhi murid kita dan memberikan
pengaruh besar pada masa depannya.
10. Apakah kesimpulan akhir
yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya
dengan modul modul sebelumnya?
Kesimpulan yang dapat ditarik
tarik dari pembelajaran modul ini adalah bahwa pengambilan keputusan harus
berlandasaskan kepada filosofi Ki hajar Dewantara (yang dikaitkan dengan
pemimpin pembelajaran dan didasarkan pada tiga unsur yaitu berpihak pada murid,
nilai – nilai kebajiban universal dan bertanggung jawab terhadap segala
konsekwensinya. Sebagai seorang pemimpin dalam mengambil suatu keputusan juga
harus berlandaskan kepada nilai dan peran guru penggerak .Juga harus mampu
melaksanakan pembejaran berdiferensiasi dengan meningkatkan Kompetensi Sosial
Emosional serta memiliki kemampuan coaching yang baik. Pengambilan keputusan
harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan
mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well
being). Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh
(mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila.
Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika
dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan
pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar
keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.
Sebagai seorang pendidik kita harus mampu mengenali nilai dari person diri kita
agar mampu memahami dan menerapkan filosofi KHD dalam pembelajaran. Kita juga
harus mampu memahami kebutuhan belajar murid kita yang beragam dan mampu untuk
mengelola social emosional murid kita. Pemahaman tersebut dapat kita eksplorasi
menggunakan prinsip coaching/ supervisi akademik. Dengan demikian akan muncul
keputusan yang mampu menciptakan budaya positif demi terwujudnya visi sekolah
yang berpihak pada murid.
11. Sejauh mana pemahaman Anda
tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika
dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan
keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal
yang menurut Anda di luar dugaan?
Dilema etika terjadi jika
sebuah kasus terdapat pertentangan antara benar lawan benar. Sedangkan bujukan
moral jika kasus terjadi pertentangan antara yang benar lawan yang salah. Dalam
pengambilan suatu keputusan maka harus memperhatikan 4 paradgma, tiga prinsip
dan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Hal-hal di luar
dugaan terjadi apabila sebuah kasus bujukan moral ada terdapat pelanggran hukum
dan kode etik maka pengujian tidak perlu lagi dilanjutkan lagi. Silahkan
diambil jalan lain dan di selesaikan sesuai jalur yang benar. Pemahaman saya
tentang modul 3.1 adalah tentang penerapan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9
langkah dalam pengambilan keputusan. Dimana pemahaman tersebut saya gunakan
untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul untuk memetakan mana yang benar
vs benar ( dilema etika) dan benar vs salah (bujukan moral) Hal mengejutkan
diluar dugaan yang saya dapatkan pada modul ini adalah Ketika kita menghadapi
kasus dilema etika maka kita perlu memunculkan opsi trilema agar muncul solusi
kreatif yang bisa diterima semua pihak.
12. Sebelum mempelajari modul
ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam
situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda
pelajari di modul ini?
Saya sudah pernah menerapkan
pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilemma. Namun,
semua yang saya lakukan belum sepenuhnya mengacu pada apa yang disampaikan
dalam modul ini. Bedanya yang saya pelajari di modul ini ada patokan yang jelas
seperti 4 pradigma dilemma etika yang dipakai atau yang dipedomani, ada 3
prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan serta ada 9 langkah pengujiannya.
Sehingga yang kita lakukan terarah dan jelas. Sementara selama ini saya
mengambil keputusan seperti apa yang pikirkan saat itu saja dan tergantung
dengan suasana hati. Ya, saya pernah, misalnya Ketika ada murid saya yang
sering tidak masuk sekolah dan sering tidak mengerjakan PR / Tugas. Menurut
kesepakatan kelas anak yang tidak mengerjakan Tugas harus menerima hukuman,
namun ada satu anak yang sering tidak mengerjakan, setelah saya telusuri
ternyata anak tersebut anak yatim karena Bapaknya sudah meninggal. setiap malam
harus membantu Ibunya berjualan, sehingga tidak ada waktu belajar. Ketika itu
saya jadi dilema, disatu sisi saya harus menegakkan aturan agar anak tumbuh dengan
rasa tanggungjawab, disisi lain saya kasihan terhadap anak tersebut jika setiap
hari dihukum. Akhirnya saya minta anak-anak lain untukn membantunya melengkapi
tugas-tugas yang belum dikumpulkan. Saya juga membantunya jika ada
kesulitan-kesulitan pada pelajaran yang ketinggalan. Setelah mempelajari modul
ini saya mengerti memang dilema etika tidak bisa dihindari dan kadang kita
harus memunculkan opsi trilema agar ada solusi terbaik bagi semua.
13. Bagaimana dampak
mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda
dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak yang saya rasakan
sangat luar biasa. Saya paham cara mengambil keputusan yang harus selalu
memperhatikan, nilai – nilai kebajiban universal, berpihak kepada murid dan
bertanggung jawab terhadap segala konsekwensinya. Dan saya akan selalu terapkan
di sekolah. Apapun masalah dilemma etika maka keputusan yang saya ambil tidak
boleh merugikan murid dan harus melalui 9 langkah uji pengambilan keputusan.
Tentunya juga harus melalui musyawarah dengan kepala sekolah dan teman sejawat.
Sebelum mempelajari modul ini saya cenderung menyelesaikan maslah menggunakan
prinsip end based thinking, yaitu saya melakukan karena itu yang terbaik untuk
kebanyakan orang maupun rule based tinking, yaitu berpusat pada tugas dan
aturan yang ada. Setelah mempelajari modul 3.1 ini saya lebih banyak mengolah
rasa empati saya untuk memutuskan sesuatu menggunakan rasa peduli (care based
thinking)
14. Seberapa penting
mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai
seorang pemimpin?
Materi ini sangat penting sekali bagi saya
sebagai individu dan juga pemimpin. Karena modul ini telah mengajarkan saya
cara mengambil keputusan yang tepat melalui uji 9 langkah dan 3 prinsip yang
harus berpihak kepada murid, nilai-nilai kebajikan dan bertanggung jawab
terhadap segala konsekwensinya. Saya adalah pemimpin pembelajaran yang selalu
akan bersingungan dengan masalah murid. Dengan memahami modul ini tentunya saya
akan lebih bijak lagi dalam mengambil keputusan yang akan saya ambil bila
berhadapan dengan masalah dilemma etika di sekolah dan lingkungan saya. Menurut
saya sebagai individu, modul ini sangat penting bagi saya, karena modul ini
membuat saya mengerti bagaimana langkah-langkah yang harus saya terapkan dalma
mengambil sebuah keputusan yang berhubungan dengan masalah pribadi saya.
Terlebih lagi sebagai pemimpin, modul ini juga angat penting karena keputusan
yang diambil akan menyangkut kepentingan orang banyak. Sehingga harus dianalisa
dan diputuskan penggunakan langkah-langkah yang tepat.
.png)
Luar biasa pemahamannya bagus sekali
BalasHapusTerimakasih Bu Herwin
HapusSsangat mencerahkan, terima kasih atas sharing ilmunya Bu
BalasHapusTerimakasih Ibu
HapusSangat menginspirasi saya, bagus sekali...
BalasHapusTerimakasih Ibu
HapusBagus sekali... Menambah inspirasi baru
BalasHapusTerimakasih Pak Anam
Hapus