Selasa, 22 Oktober 2024

Modul 3.1 Koneksi Antar Materi

 

MODUL 3.1 KONEKSI ANTAR MATERI (UMI FARIDA CGP 11B  KELAS 115 KAB PONO
ROGO) Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin


Koneksi Antar Materi Dengan Merangkum Kesimpulan Pembelajaran Dengan Pertanyaan Panduan, Sebagai berikut :

 

 1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin? 

 

 Berdasarkan filosofi Ki Hajar Dewantara ada tiga Pratap Triloka yang berkaitan denga penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Triga Pratap tersebut ialah Ing Ngarso sung Tulodo (menjadi teladan/inspirasi). Seorang pemimpin (guru) haruslah memberikan contoh teladan yang baik bagi orang yang dipimpinnya. Baik tindakan maupun perkataannya agar bisa ditiru oleh orang lain sehingga keputusan yang diambil akan dipatuhi dengan kesungguhan hati. Ing Madyo Mangun Karso (seorang pemimpin harus mampu memberikan motivasi, memberdayakan, mengembangkan potensi dan kekuatan sehingga mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab), Tut Wuri Handayani (memberi dorongan/semangat), seorang pemimpin (guru) harus bisa menjadi motivator atau pemberi semangat bagi anak didiknya (murid). Misalnya mendorong kinerja murid untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Jadi, apabila seorang pemimpin dihadapkan pada sebuah kasus dilemma etika, maka untuk mengambil keputusan harus berpedoman pada Pratap triloka yang diajarkan oleh Ki Hajjar Dewantara ini. 

 

 2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? 

 

 Setiap guru seyogyanya memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya. Nilai – nilai positif itu merupakan Nilai-nilai kebajikan universal bisa berupa: Keadilan, Keselamatan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Rasa Syukur, Lurus Hati, Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Berkomitmen, Percaya Diri, Kesabaran, Keamanan, dan lain-lain. Nilai – nilai tersebut sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan seperti nilai keadilan (besikap adil dalam memutuskan sesuatu) bertanggungjawab (mampu mempertanggungjawabkan keputusan yang sudah diambil) kasih sayang (munculnya rasa kasihan saat mengambil keputusan) dan lebih berpihak kepada murid setiap keputusan yang diambil serta sabar dalam menghadapi setiap masalah yang terjadi sehingga melahirkan keputusan yang tepat. Nilai-nilai kebajikan yang sangat mempengaruhi kebijakan kita dalam pengambilan keputusan ialah keadilan, kasih sayang dan tanggungjawab. Adil berarti menempatkan sesuatu sesuai dengan porsinya, Kasih sayang sangatlah penting agar manusia bisa mencapai kebahagiaan hidup, sedangkan tanggungjawab berarti mampu menanggung resiko dari keputusan yang telah kita pilih. Nilai ini harus ditanamkan sejak dini dan dibudayakan dalam lingkungan sekolah, agar kelak murid kita menjadi orang yang bijak dalam mengambil keputusan.

 

 3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’” (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut?

 

 Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya. Coaching merupakan keterampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan langkah coaching, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Melalui coacing kita juga mampu menggali potensi seseorang untuk menyelesaikan masalahnya. Dengan proses “coaching” maka akan terwujud pengambilan keputusan yang positif, adil serta berpihak pada kepetingan murid. Melalui “coaching” pengambilan keputusan lebih efektif karena menggali potensi, ide, dan gagasan yang bersumber dari potensi coachee. Salah satu tujuan coaching ialah mengembangkan potensi yang dimiliki oleh seorang guru. Melalui proses coaching akan terjadi pengambilan keputusan yang mengarahkan pada hal-hal positif yang artinya keputusan-keputusan yang diambil berpihak kepada murid. Melalui kegiatan coaching, pengambilan keputusan yang diambil berasal dari potensi yang dimiliki seseorang. Sehingga keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan yang nantinya akan mendorong terwujudnya well being dalam ekosistem kelas dan sekolah. 

 

 4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika? 

 

 Kompetensi sosial emosional seorang guru tentu saja sangat berpengaruh terhadap kemampuan dalam pengambilan suatu keputusan khususnya yang menyangkut dilemma etika. Guru yang memiliki potensi sosial emosional yang baik yang meliputi kesadaran diri pengelolahan diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, maka akan lebih mampu mengambil keputusan yang efektif. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengelola dan menyadari aspek social emosional agar mampu bijak dalam mengambil dan menguji keputusan. Seorang guru yang memiliki kesadaran diri yang baik, akan menunjukan integritas dan tanggungjawab dalam memutuskan masalah yang berkaitan dengan Dilema Etika Guru juga harus mampu memiliki kesadaran penuh ketika menghadapi suatu dilema etika, dengan kesadaran penuh, maka perhatian, rasa ingin tahu, dan kebaikan akan mempengaruhi keputusan guru dalam menciptakan well being ekosistem (kesejahteraan psikologis) 

 

 5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik? 

 

 Pada pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika, seorang pendidik harus tetap mengedepankan nilai-nilai kebajikan universal antara lain kebenaran, keadilan, persatuan, toleransi, cinta kasih, penghargaan, serta tanggungjawab. Dengan berpedoman kepada nilai-nilai tersebut, maka apapun keputusan yang diambil akan dapat dipertanggungjawabkan serta mampu mengatasi masalah yang ada. Nilai-nilai yang dianut oleh pendidik seperti keadilan, Kasih sayang, kemanusiaan, tanggungjawab, kejujuran dan lain-lain akan sangat mempengaruhi pendidik tersebut dalam mengambil sebuah keputusan, baik yang berupa dilema etika maupun bujukan moral. Karena nilai ini akan menjadi dasar seseorang pendidik dalam mempertimbangkan benturan nilai yang muncul dalm kasus dilema etika dan bujukan moral. Mana nilai yang harus dipertegas, dikuatkan atau mungkin dikalahkan agar keputusan yang dihasilkan bisa berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan. 

 

 6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

 

 Lingkungan yang posittif, konduktif, aman dan nyaman, adalah lingkungan yang membangun persepsi, bahwa setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda, dan orang lain adalah mitra bukan saingan. Lingkungan tersebut dapat dibangun dengan menciptakan budaya positif di sekolah. Budaya positif terbentuk dari pengambilan keputusan pimpinan yang tertuang secara efektif dan bijak dalam program-program sekolah melalui kesepakatan dan kolaborasi dengan semua warga sekolah. Juga dengan melaksanakan prinsip among dan pendekatan inkuiri apresiasif yang mampu mendorong untuk berfikir dan bertindak etis di kelas maupun di sekolah Lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman adalah lingkungan yang membangun persepsi bahwa setiap orang memeiliki potensi yang berbeda-beda, orang lain adalah mitra bukan saingan. Tugas pendidik adalah membentuk anak-anak menemukan jati diri dan mengembangkan potensinya. Persepsi tersebut akan mendorong kuatnya kolaborasi antar murid, guru dan orangtua. Lingkungan tersebut akan tercipta dari budaya positif. Budaya positif akan terbentuk dari kesepakatan dan sinergitas para pelaku lingkungan dalam menyepakati Tindakan positif. Dalam kesepakatan ini lah dibutuhkan suatu keterampilan dalam pengambilan keputusan yang tepat berdasarkan nilai-nilai kebajikan.

 

 7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda? 

 

 Tantangan yang ada saat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilemma etika adalah saat terjadinya perbedaan pendapat dalam memutuskan suatu keputusan. Untuk itu dibutuhkan sekali pimpinan yang bijak dalam menyingkapi perbedaan pendapat antara anggotanya yang dapat mempengaruhi keputusan yang diambil. Dan perlu sekali adanya komunikasi dan keterbukaan untuk memecahkan suatu masalah dilemma etika berdasarkan paradigmanya seperti individu vc kelompok, keadilan vs kasihan, kebenaran vs kesetiaan, jangka pendek vs jangka panjang. Tantangan muncul Ketika tidak ada komunikasi dan keterbukaan dalam lingkungan. Pada kasus pengambilan keputusan dari suatu masalah dilema etika, dibutuhkan suatu kejelian dalam analisisnya. Akankah menggunakan prinsip end based thinking, role based thinking, care based thinking dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu perlu adanya komunikasi dan keterbukaan untuk memetakan suatu masalah dilema etika berdasarkan paradigmanya. Seperti individu vs kelompok, keadilan vs kasihan, kebenaran vs kesetiaan atau jangka pendek vs jangka panjang.

 

 8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

 

 Pengambilan keputusan sangat berpengaruh sekali denga pengajaran memerdekakan murid kita. Untuk itu, perlu memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda beda yaitu dengan mempertimbangan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid. Guru dapat memutuskan strategi, model dan Teknik pembelajaran yang sesuai yang selalu merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid seperti pembelajaran berdiferensiasi. Agar dapat memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda, maka kita harus mengetahui kesiapan, minat, dan profil belajar murid lebih dulu. Dengan memahami ketiganya, maka kita akan mampu Menyusun pembelajaran yang berpihak pada murid, yaitu pembelajaran berdiferensiasi, baik dari sisi konten, proses, maupun produknya. Dengan mewujudkan pembelajaran yang demikian mka murid akan semakin “merdeka dalam belajarnya”. 

 

 9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid muridnya? 

 

 Seorang pemimpin pembelajaran harus mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana serta hati-hati. Keputusan yang diambil harus memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal, bertanggungjawab, dan berpihak pada murid. Keputusan seorang pemimpin akan berdampak besar pada kehidupan atau masa depan muridnya karena yang diputuskan tersebut akan menjadi pedoman hidup bagi murid tersebut. Sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan. Karena keputusan yang kita ambil akan terkait secara terus menerus dan berdampak pada kehidupan murid kita di masa yang akan datang. Pepatah jawa mengatakan, Guru adalah digugu lan ditiru (guru itu di percaya dan ditiru) sehingga apapun yang kita putuskan sedikit banyak akan mempengaruhi murid kita dan memberikan pengaruh besar pada masa depannya.

 

 10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul modul sebelumnya? 

 

 Kesimpulan yang dapat ditarik tarik dari pembelajaran modul ini adalah bahwa pengambilan keputusan harus berlandasaskan kepada filosofi Ki hajar Dewantara (yang dikaitkan dengan pemimpin pembelajaran dan didasarkan pada tiga unsur yaitu berpihak pada murid, nilai – nilai kebajiban universal dan bertanggung jawab terhadap segala konsekwensinya. Sebagai seorang pemimpin dalam mengambil suatu keputusan juga harus berlandaskan kepada nilai dan peran guru penggerak .Juga harus mampu melaksanakan pembejaran berdiferensiasi dengan meningkatkan Kompetensi Sosial Emosional serta memiliki kemampuan coaching yang baik. Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being). Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila. Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar. Sebagai seorang pendidik kita harus mampu mengenali nilai dari person diri kita agar mampu memahami dan menerapkan filosofi KHD dalam pembelajaran. Kita juga harus mampu memahami kebutuhan belajar murid kita yang beragam dan mampu untuk mengelola social emosional murid kita. Pemahaman tersebut dapat kita eksplorasi menggunakan prinsip coaching/ supervisi akademik. Dengan demikian akan muncul keputusan yang mampu menciptakan budaya positif demi terwujudnya visi sekolah yang berpihak pada murid. 

 

 11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan? 

 

 Dilema etika terjadi jika sebuah kasus terdapat pertentangan antara benar lawan benar. Sedangkan bujukan moral jika kasus terjadi pertentangan antara yang benar lawan yang salah. Dalam pengambilan suatu keputusan maka harus memperhatikan 4 paradgma, tiga prinsip dan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Hal-hal di luar dugaan terjadi apabila sebuah kasus bujukan moral ada terdapat pelanggran hukum dan kode etik maka pengujian tidak perlu lagi dilanjutkan lagi. Silahkan diambil jalan lain dan di selesaikan sesuai jalur yang benar. Pemahaman saya tentang modul 3.1 adalah tentang penerapan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah dalam pengambilan keputusan. Dimana pemahaman tersebut saya gunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul untuk memetakan mana yang benar vs benar ( dilema etika) dan benar vs salah (bujukan moral) Hal mengejutkan diluar dugaan yang saya dapatkan pada modul ini adalah Ketika kita menghadapi kasus dilema etika maka kita perlu memunculkan opsi trilema agar muncul solusi kreatif yang bisa diterima semua pihak. 

 

 12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

 

 Saya sudah pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilemma. Namun, semua yang saya lakukan belum sepenuhnya mengacu pada apa yang disampaikan dalam modul ini. Bedanya yang saya pelajari di modul ini ada patokan yang jelas seperti 4 pradigma dilemma etika yang dipakai atau yang dipedomani, ada 3 prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan serta ada 9 langkah pengujiannya. Sehingga yang kita lakukan terarah dan jelas. Sementara selama ini saya mengambil keputusan seperti apa yang pikirkan saat itu saja dan tergantung dengan suasana hati. Ya, saya pernah, misalnya Ketika ada murid saya yang sering tidak masuk sekolah dan sering tidak mengerjakan PR / Tugas. Menurut kesepakatan kelas anak yang tidak mengerjakan Tugas harus menerima hukuman, namun ada satu anak yang sering tidak mengerjakan, setelah saya telusuri ternyata anak tersebut anak yatim karena Bapaknya sudah meninggal. setiap malam harus membantu Ibunya berjualan, sehingga tidak ada waktu belajar. Ketika itu saya jadi dilema, disatu sisi saya harus menegakkan aturan agar anak tumbuh dengan rasa tanggungjawab, disisi lain saya kasihan terhadap anak tersebut jika setiap hari dihukum. Akhirnya saya minta anak-anak lain untukn membantunya melengkapi tugas-tugas yang belum dikumpulkan. Saya juga membantunya jika ada kesulitan-kesulitan pada pelajaran yang ketinggalan. Setelah mempelajari modul ini saya mengerti memang dilema etika tidak bisa dihindari dan kadang kita harus memunculkan opsi trilema agar ada solusi terbaik bagi semua.

 

 13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

 

 Dampak yang saya rasakan sangat luar biasa. Saya paham cara mengambil keputusan yang harus selalu memperhatikan, nilai – nilai kebajiban universal, berpihak kepada murid dan bertanggung jawab terhadap segala konsekwensinya. Dan saya akan selalu terapkan di sekolah. Apapun masalah dilemma etika maka keputusan yang saya ambil tidak boleh merugikan murid dan harus melalui 9 langkah uji pengambilan keputusan. Tentunya juga harus melalui musyawarah dengan kepala sekolah dan teman sejawat. Sebelum mempelajari modul ini saya cenderung menyelesaikan maslah menggunakan prinsip end based thinking, yaitu saya melakukan karena itu yang terbaik untuk kebanyakan orang maupun rule based tinking, yaitu berpusat pada tugas dan aturan yang ada. Setelah mempelajari modul 3.1 ini saya lebih banyak mengolah rasa empati saya untuk memutuskan sesuatu menggunakan rasa peduli (care based thinking) 

 

 14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin? 

 

 Materi ini sangat penting sekali bagi saya sebagai individu dan juga pemimpin. Karena modul ini telah mengajarkan saya cara mengambil keputusan yang tepat melalui uji 9 langkah dan 3 prinsip yang harus berpihak kepada murid, nilai-nilai kebajikan dan bertanggung jawab terhadap segala konsekwensinya. Saya adalah pemimpin pembelajaran yang selalu akan bersingungan dengan masalah murid. Dengan memahami modul ini tentunya saya akan lebih bijak lagi dalam mengambil keputusan yang akan saya ambil bila berhadapan dengan masalah dilemma etika di sekolah dan lingkungan saya. Menurut saya sebagai individu, modul ini sangat penting bagi saya, karena modul ini membuat saya mengerti bagaimana langkah-langkah yang harus saya terapkan dalma mengambil sebuah keputusan yang berhubungan dengan masalah pribadi saya. Terlebih lagi sebagai pemimpin, modul ini juga angat penting karena keputusan yang diambil akan menyangkut kepentingan orang banyak. Sehingga harus dianalisa dan diputuskan penggunakan langkah-langkah yang tepat.

Rabu, 30 Agustus 2023

Pengertian Teks Prosedur: Ciri-Ciri, Jenis, Struktur, Kaidah Bahasa dan Contoh Lengkap

Teks prosedur merupakan teks yang menjelaskan tentang penjelasan langkah-langkah yang berisi urutan dan memiliki tujuan yang bisanya seperti membuat. Nah, artikel ini membahas tentang teks prosedur dari ciri ciri, struktur dan kaidah kebahasaan.

Pernah mendengar teks prosedur sebelumnya? Beberapa orang mungkin merasa asing dengan nama dari jenis teks satu ini. Namun, dijamin semua orang pernah mempelajarinya, baik ketika masih di bangku Sekolah Dasar maupun ketika kuliah di beberapa program studi.

Lalu, apa yang dimaksud dengan teks atau paragraf prosedur tersebut? Sebelumnya, bisa menjawab beberapa pertanyaan berikut. Pernah membaca buku resep masakan? Atau mungkin membaca tutorial untuk membuat kerajinan tangan alias DIY? Jika pernah, maka kamu sudah membaca salah satu jenis teks atau paragraf, yakni teks prosedur. 

Paragraf prosedur tentu lumayan sering dijumpai, hanya saja penggunaannya tidak untuk semua jenis paragraf. Jadi, tulisan dengan tujuan tertentu memang kurang tepat jika menggunakan teknik prosedur. Melainkan memakai jenis teks lain, karena memang ada beberapa. Misalnya teks eksposisi, teks berita, teks narasi, dan lain-lain. 

Supaya tidak bingung lagi dengan pengertian maupun penerapan dari teks prosedur, maka bisa menyimak informasinya di bawah ini. 

Daftar Isi

Pengertian Teks Prosedur

Pengertian Teks atau paragraf prosedur merupakan jenis teks yang menyampaikan suatu cara, langkah-langkah, dan tujuannya adalah untuk membuat sesuatu sesuai dengan urutan yang sudah ditentukan sehingga bisa mencapai tujuan atau membuat sesuatu dengan baik dan benar.

Sehingga di dalam jenis teks ini terdapat langkah-langkah atau tahapan yang dijelaskan secara berurutan dengan bahasa yang jelas dan singkat. Supaya pembacanya lebih mudah untuk memahami maksud dari teks tersebut dan mengeksekusinya. Pembaca teks jenis ini kemudian perlu dan wajib melakukan praktek secara langsung. 

Sebab teks prosedur pada dasarnya akan membantu siapa saja untuk melakukan suatu hal, suatu cara, maupun suatu kebiasaan dan aktivitas tertentu. Teks ini kemudian bisa dikatakan sebagai teks yang berisi tutorial. Sehingga membantu pembacanya untuk mencapai suatu tujuan, entah itu membuat sesuatu atau mencapai sesuatu yang diinginkan. 

Ciri Ciri Teks Prosedur Secara Umum 

Melalui pengertian di atas, maka bisa diketahui bahwa paragraf prosedur menjadi jenis paragraf yang paling mudah untuk dibedakan dibanding jenis lainnya.

Mengapa? Sebab memiliki ciri khas yang menyampaikan suatu prosedur atau tata cara, yang kemudian perlu diikuti pembacanya dengan praktek langsung sesuai isi teks tersebut. 

Hal ini kemudian membuat paragraf prosedur memiliki beberapa ciri khas, yang membantu pembaca langsung mengetahui bahwa paragraf yang dibaca termasuk prosedur atau yang lainnya. Berikut ciri khas tersebut: 

1. Berisi Langkah-Langkah Kegiatan 

Ciri pertama dari paragraf prosedur adalah berisi langkah-langkah dari suatu kegiatan. Entah itu langkah dalam membuat suatu menu masakan, kerajinan tangan, mencuci baju, mencuci keramik, mencuci atau membersihkan boneka, dan lain sebagainya. 

Umumnya teks ini dibuat karena penulis mengetahui suatu cara dan kemudian ingin berbagi cara tersebut untuk membantu orang lain yang membutuhkannya. Jadi, semisal penulis mengetahui cara tepat merawat kain sutra. Penulis sendiri butuh waktu dan proses yang lama untuk mengetahui cara tersebut. 

Artinya, penulis kemudian menyadari bahwa cara yang sudah berhasil diketahuinya akan bermanfaat untuk orang lain. Sebab besar kemungkinan orang lain juga menghadapi kesulitan atau masalah serupa. 

Sehingga cara yang diketahuinya tadi dituangkan dalam teks, dan teks tersebut agar ringkas dan jelas dibuat dengan bentuk paragraf prosedur. Beberapa orang berbagi ilmu dan cara baru dalam membuat sesuatu dan mengatasi suatu masalah secara gratis. Beberapa lagi menjadikannya sebagai media bisnis. 

Misalnya, orang tahu bagaimana membuat kue kering jenis kastengel yang enak dan empuk. Namun tidak membagikan cara yang diketahuinya dengan berbagi resep, melainkan memilih mendirikan usaha menerima pesanan kastengel. 

2. Berbentuk Poin-Poin Penting 

Umumnya, teks prosedur dituangkan ke dalam bentuk poin-poin atau dibuat penomoran. Sehingga lebih jelas dalam memaparkan langkah-langkah atau tahapan dari awal sampai akhir kepada pembaca. Namun, tidak semua penulis memakai teknik ini ada pula yang ditulis dalam bentuk paragraf. 

Sekilas, ketika teks model prosedur dibuat dalam bentuk paragraf akan mirip dengan narasi. Namun, narasi umumnya dijelaskan begitu saja tanpa urutan. Sehingga jika menjumpai teks berisi langkah-langkah dan disusul penomoran secara urut maka masuk paragraf prosedur. 

3. Memakai Kalimat Saran dan Larangan 

Isi di dalam paragraf prosedur biasanya berupa kalimat saran dan juga kalimat larangan. Kalimat saran diberikan penulis untuk membantu membaca melalui tahapan atau langkah-langkah membuat sesuatu dengan benar. Sehingga hasilnya juga benar sekaligus sesuai dengan harapan. 

Selain itu, digunakan juga kalimat larangan. Larangan ini disampaikan penulis untuk membantu pembaca menghindari kesalahan saat mempraktekan cara dan tahapan yang dipaparkan. Misalnya saja saat berbagi cara menjemur kaos katun, maka penulis kadang memakai kalimat “Hindari menjemur kaos katun di bawah simat”. 

4. Disusun Secara Detail dan Sistematis

Paragraf prosedur juga disajikan secara sistematis namun tetap detail. Tujuannya tentu saja untuk membantu pembaca mempraktekan tata cara yang dipaparkan dengan baik dan benar. 

Sebab kesalahan dalam praktek akan membuat hasil yang dicapai tidak maksimal atau bahkan gagal, sehingga perlu dipaparkan dengan sistematis. Agar pembaca bisa praktek dari langkah awal sampai akhir secara urut agar bisa berhasil. 

5. Menyajikan Informasi yang Bersifat Objektif 

Teks yang dipaparkan di dalam paragraf prosedur memiliki sifat objektif. Sebab bukan hasil khayalan atau karangan dari penulis. Melainkan dari pengalaman, analisis, dan percobaan yang dilakukan penulis. Sehingga pembaca tidak akan merasa melakukan suatu prosedur yang salah. 


6. Berisi Bilangan Urutan atau Angka 

Seperti yang sudah dipaparkan di awal, bahwa teks prosedur berisi suatu tahapan yang dibuat dalam bentuk poin. Maka teks jenis ini kemudian memiliki bilangan urutan atau angka. Termasuk juga ketika ditulis dalam bentuk paragraf. Sehingga akan ada kata pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya dalam paragraf. 

Kaidah Kebahasaan Teks Prosedur

Secara khusus dan unik, teks prosedur juga menggunakan kaidah kebahasaan atau ciri kebahasaan yang berbeda dibanding jenis teks atau paragraf lain. Berikut adalah kaidah kebahasaan yang umum digunakan dalam penulisan teks jenis prosedur: 

1. Menggunakan Kata Kerja Imperatif

Kaidah kebahasaan yang pertama dalam paragraf prosedur adalah menggunakan kata kerja imperatif. Apa itu kata kerja imperatif? Kata kerja jenis ini adalah jenis kata kerja yang diberi akhiran -an, -i, dan -lah. Misalnya kata: siapkan, masukan, hindari, perhatikanlah, masukkanlah, panaskanlah, dan lain sebagainya. 

2. Menggunakan Kata Teknis 

Kaidah kebahasaan berikutnya adalah menggunakan kata teknis yang berhubungan dengan topik yang diangkat atau dibahas. Misalnya saja saat memaparkan “Manfaat Jamur Tiram untuk Kesehatan”. Maka penulis akan menggunakan kata teknis seperti nutrisi, kandungan, protein, sayuran, osteoporosis, dan lain-lain. 

3. Menggunakan Konjungsi Temporal 

Teks prosedur juga akan atau sangat sering menggunakan konjungsi (kata hubung) temporal. Yakni jenis kata hubung yang berfungsi untuk menjelaskan suatu urutan atau dijelaskan secara kronologis. Misalnya menggunakan kata: setelah itu, kemudian, selanjutnya, lalu, dan lain sebagainya. 

4. Menggunakan Kalimat Persuasif 

Kaidah kebahasaan berikutnya adalah menggunakan kalimat persuasif, yakni kalimat yang bertujuan untuk mengajak atau membujuk pembaca untuk melakukan suatu tindakan. Sehingga kebanyakan paragraf prosedur akan mengungkapkan kalimat persuasif. Misalnya: Marilah menjaga kesehatan dengan rutin berolahraga. 

5. Menjelaskan Terperinci Mengenai Alat dan Bahan yang Dipakai 

Paragraf prosedur juga akan menjelaskan mengenai material yang digunakan, mulai dari alat sampai bahan. Tidak hanya menyebutkan alat dan bahan dan langkah pengolahan material tersebut. Melainkan juga dilengkapi ukuran, takaran, jumlah, dan warna. 

6. Menggunakan Verba Material dan Tingkah Laku 

Kata kerja atau verba yang digunakan di dalam paragraf prosedur juga umumnya menggunakan verba material dan verba tingkah laku. Verba material adalah kata kerja yang mengacu pada tindakan fisik. Misalnya haluskan bumbu, tuangkan tepung, teteskan pewarna, dan lain-lain. 

Selain itu, juga menggunakan verba tingkah laku yakni kata kerja yang mengacu pada tindakan yang dilakukan dengan ungkapan. Misalnya kata: menerima, yakin, menolak, menikmati, dan lain sebagainya. 

Jenis-Jenis Teks Prosedur 

Teks jenis ini kemudian dibagi menjadi tiga jenis dilihat dari isi atau tujuan teks, sehingga isi di dalamnya tidak melulu hanya untuk membantu membuat sesuatu. Melainkan bisa digunakan penulis untuk tujuan memaparkan suatu prosedur tertentu diluar teks dengan penambahan alat dan bahan.

Berikut jenis-jenis tersebut: 

1. Teks untuk Menggunakan Suatu Alat atau Benda 

Jenis pertama dari teks prosedur adalah berisi prosedur atau tahapan yang memaparkan penggunaan alat atau benda. Kemudian bisa juga memaparkan penggunaan beberapa bahan lengkap dengan takaran. Sehingga tujuan atau isi dari teks jenis ini bertujuan menjelaskan pembuatan sesuatu. 

2. Teks untuk Melakukan Suatu Aktivitas 

Teks jenis prosedur juga bisa digunakan untuk menjelaskan langkah-langkah dalam melakukan suatu aktivitas. Misalnya, tata cara untuk menjaga agar pola makan tetap sehat atau memilih bahan makanan yang sehat. Sehingga pembacanya bisa melakukan suatu aktivitas yang lebih baik, lebih bermanfaat, dan lebih mudah. 

3. Teks yang Berisi Kebiasaan atau Sifat 

Teks jenis prosedur juga sering digunakan untuk memaparkan suatu kebiasaan dan sifat yang sekiranya bermanfaat untuk orang banyak. Sehingga tidak melulu berisi proses pembuatan suatu benda atau barang. Melainkan juga memaparkan aktivitas dan kebiasaan baik.

Jenis Teks Prosedur Berdasarkan Tingkat Kerumitan 

Selain diatas, macam-macam teks prosedur juga bisa diklasifikasikan beradarkan tingkat kerumitannya sebagai berikut ini.

1. Teks Prosedur Sederhana

Teks prosedur sederhana adalah teks yang berisi hanya beberapa langkah saja dan prosesnya tidak susah untuk diikuti dan dipraktikkan. Contoh teks prosedur sederhana ini antara lain, cara memasak nasi goreng, cara membuat sop ayam dan lainnya.

2. Teks Prosedur Kompleks

Teks prosedur kompleks adalah teks yang berisi banyak sekali langkah-langkah yang sifatnya rumit dan sangat kompleks, bahkan bisa saja langkah satu dan lainnya bisa dilakukan paralel dan ada juga yang harus serial. Hal yang wajib diperhatikan pembaca adalah masalah ketelitian.

3. Teks Prosedur Protokol

Teks prosedur ini merupakan prosedur yang bisa dilakukan secara bergantian tidak terpaku pada urutan yang tetap sehingga bisa mengerjakan dimuali dari yang mana dulu, yang penting tujuan akhir dari langkah-langkah yang telah dilakukan adalah sama.

Struktur Teks Prosedur Singkat

Struktur teks prosedur kemudian juga memiliki striktur penulisan yang khas, bagian-bagian atau struktur tersebut adalah sebagai berikut: 

1. Pengantar atau Pembuka 

Secara umum struktur teks jenis prosedur diawali dengan judul kemudian disusul kalimat pembuka atau pengantar. Pada bagian pengantar ini penulis akan menjelaskan sedikit mengenai topik yang akan dibahas tahapan pembuatan maupun prakteknya secara langsung. Beberapa juga menjelaskan dulu manfaat dan tujuan penulisannya. 

2. Material 

Bagian berikutnya adalah penulis menyebutkan dan menjelaskan material yang digunakan. Misalnya dalam pembuatan suatu menu masakan, maka penulis akan menyebutkan bahan yang digunakan lengkap dengan takaran. Jika membuat suatu kerajinan tangan maka akan dipaparkan bahan dan ukuran. 

3. Langkah-Langkah

Bagian berikutnya adalah langkah-langkah atau tahapan dari topik yang diangkat. Sehingga penulis akan berusaha menjelaskan langkah-langkah agar mudah dipahami dan dipraktekkan oleh pembaca secara langsung. Bisa dalam bentuk urutan poin dan nomor, dan bisa juga dalam bentuk paragraf yang diberi urutan bilangan. 

4. Kesimpulan

Bagian akhir dari teks prosedur adalah simpulan atau kesimpulan, yang juga disebut bagian penutup. Sesuai dengan namanya, pada bagian ini penulis akan menjelaskan kesimpulan dari kegiatan yang dijelaskan tahapan dan prosedurnya. Sekaligus akan ditambahkan beberapa saran dari penulis. 

Fungsi dan Tujuan Teks Prosedur

Secara umum, fungsi dan tujuan teks prosedur adalah untuk menjelaskan dan menerangkan langkah-langkah secara urut untuk mencapai sebuah tujuan dan pembaca bisa mengikuti panduan tersebut.

Jadi, pada dasarnya teks prosedur ini adalah teks panduan. Nah, teks panduan ini bahasanya harus mudah dipahami dan strukturnya jelas serta yang paling penting adalah urutannya jelas dan urut jangan sampai ada langkah yang salah urutan karena dapat mengubah hasil akhir.

Contoh Teks Prosedur 

Supaya lebih mudah lagi dalam memahami apa itu teks prosedur maka berikut adalah contoh dari jenis teks satu ini: 

Contoh Teks Prosedur 1: Cara Menyampul Buku 

Tata Cara Menyampul Buku Sekolah 

Buku sekolah yang dimiliki sebaiknya diberi sampul agar tidak mudah kotor dan rusak. Sehingga kegiatan belajar menjadi nyaman karena buku selalu dalam kondisi bersih dan tidak ada halaman yang sobek maupun hilang. Selain itu, kamu bisa memakai sampul dengan motif dan warna yang disukai sehingga tampilan buku sekolah lebih menarik. 

Bahan-bahan yang perlu disiapkan untuk menyampul buku sekolah adalah: 

  • Kertas sampul, sesuaikan dengan ukuran buku. 
  • Selotip. 
  • Gunting. 

Berikut adalah tata cara menyampul buku sekolah dengan baik dan benar: 

  1. Langkah pertama lipat kertas sampul menjadi dua bagian, kemudian letakan buku sekolah di bagian tengahnya.
  2. Lipat setiap ujung kertas sampul yang melebihi ukuran buku ke dalam, supaya rapi potong sudutnya sedikit saja dan lipat menjadi bentuk amplop. 
  3. Pada bagian tengah, buat sobekan kecil agar kertas sampul tidak sobek saat dilipat berbentuk amplop. 
  4. Lipatan amplop kemudian ditambahkan selotip agar merekat dengan kuat. 
  5. Terakhir adalah mengambil kertas putih atau warna lain yang polos tanpa garis, tulis nama, kelas, dan nama buku (misalnya mata pelajaran biologi). Tempel di bagian depan buku yang sudah diberi sampul agar mudah dikenal dan tidak tertukar dengan buku lain. 

Contoh Teks Prosedur 2: Cara Membuat Nasi Goreng 

Cara Membuat Nasi Goreng Homemade Enak 

Nasi goreng adalah menu sederhana dan mudah dibuat namun dijamin enak. Cocok dibuat saat nasi kemarin masih tersisa dan sayang jika dibuang begitu saja. Sekaligus bisa dijadikan pilihan untuk menyediakan menu sarapan yang mudah dan cepat diolah. 

Bahan yang Digunakan

  • 1 piring nasi putih. 
  • 1 buah cabe, diiris tipis. 
  • 1 siung bawang putih, dicincang halus. 
  • 1 siung bawang merah dicincang halus. 
  • garam secukupnya. 
  • 2 sdm margarin, 
  • 2 sdm kecap manis. 
  • 1 butir telur ayam (opsional). 
  • 1 buah sosis sapi (opsional). 

Cara Pembuatan

  1. Siapkan cobek atau bisa juga menggunakan blender maupun chopper. Masukan cabe, bawang merah, dan bawang putih kemudian dihaluskan. Jika memakai cobek maka diulek. 
  2. Panaskan wajan dan masukan margarin, tunggu sampai mencair seluruhnya. 
  3. Masukan bumbu halus, tumis sebentar sampai tercium aroma yang harum. 
  4. Tambahkan garam, dan aduk kembali. 
  5. Masukan potongan sosis, tumis sebentar. 
  6. Kemudian masukan telur ayam yang sudah dikocok lepas sebelumnya, aduk sebentar. 
  7. Setelah telur ayam matang, maka masukan nasi putih dan aduk kembali sampai rata. 
  8. Tambahkan kecap manis, dan aduk kembali sampai rata dan warna nasi putih menjadi kecoklatan. 
  9. Koreksi rasa, jika kurang asin bisa ditambahkan garam. 
  10. Angkat dari wajan dan sajikan.

Kebanyak Orang Cari

Ciri-ciri teks prosedur

Ciri-ciri teks prosedur, yaitu menggunakan kata kerja imperatif, menggunakan bahasa teknis, menggunakan konjungsi temporal, menggunakan kalimat persuasif, menjelaskan alat dan bahan, serta menggunakan verba material.

Pengertian teks prosedur

Teks prosedur merupakan teks yang menjelaskan tentang penjelasan langkah-langkah yang berisi urutan dan memiliki tujuan yang bisanya seperti cara membuat.

Apa tujuan dari teks prosedur

Tujuan utama teks prosedur merupakan untuk memberikan penjelasan langkah-langkah lengkap sebuah panduan cara.

Apa fungsi teks prosedur

Fungsi teks prosedur adalah untuk menggambarkan bagaimana sesuatu dilakukan secara lengkap melalui serangkaian langkah yang urut dan sistematis.

Penutup dan Kesimpulan

Teks prosedur sebagaimana dua contoh di atas memang menjelaskan suatu tahapan, cara, dan langkah-langkah. Setiap kali menjelaskan sesuatu dengan menggunakan struktur dari pembuka, material, langkah, dan simpulan. Maka bisa dipastikan pemasarannya menggunakan teknik prosedural.

Jika ingin menulis teks jenis ini, maka struktur yang dipaparkan di atas juga perlu dicantumkan atau dimasukkan. Sehingga bisa dikatakan memenuhi syarat untuk disebut sebagai teks prosedur, dan bukannya masuk kategori bentuk paragraf lainnya.

Modul 3.1 Koneksi Antar Materi

  MODUL 3.1 KONEKSI ANTAR MATERI (UMI FARIDA CGP 11B   KELAS 115 KAB PONO ROGO) Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Nilai Kebajikan Sebagai...